Senin, 06 Februari 2017

part I


Yah. , ketemu lagi dengan cerita yang aku beri judul “Atha’s story” hahaa. , baru kepikiran judulnya nih.. dan untuk kali ini ada cerita yang cukup nyeleneh., karena otakku yang mungkin lagi agak geser beberapa derajat hahahaa. . , masih ingatkan Atha itu siapa? Yap. . dia adalah mahasiswi semester akhir jurusan kimia.
Baca ceritanya sampai akhir yaa. . ,

Don’t like don’t read


Libur semester. .

“thaa. . , udah siap belum? Sebentar lagi kita berangkat.” Panggil ibu

“iyaa bu, sebentar lagi. , aku lagi nyari bros belum ketemu. . .” teriakku dari dalam kamar
Akhirnyaa. . mimpiku untuk membuat usaha sendiri tercapai. Batinku

Semester depan aku sudah mulai skripsi, dan aku ingin sebelum lulus kuliah aku sudah punya usaha sendiri, jadii kalau lulus aku belum dapat kerja paling nggak aku punya kesibukan. Aku mendirikan sebuah café jamu dikotaku, emang sih nggak terlalu besar luasnya kira-kira 8m x 12 m. , dan yang membuatku senang adalah modal untuk usaha ini 90% berasal dariku. Sisanya dari orang tua. nggak usah bingung aku dapat modal dari mana? Ini halal kog. Modal ini aku kumpulkan dari semester awal aku kuliah. Berhubung semua biaya kuliah sudah ditanggung beasiswa termasuk biaya hidup jadi uang kiriman orang tua aku tabung ditambah gaji kerja sampinganku di laboratorium sekolah. Dan hari ini adalah pembukaan café jamu yang aku beri nama Atha’s café.

“ayo bu berangkat sekarang” ajaku. , “bapak mana?” tanyaku

“owh sii bapak berangkat kerja katanya ada pelanggan.”

“oh. .” jawabku datar. Usaha bapak dibidang property, dan beliau sangat menghargai pelanggan. Jadi wajar kalau ada pelanggan setia yang datang beliau rela meninggalkan anaknya :’v

Sesampainya di café, 
sudah ada beberapa pengunjung yang berdiri di depan pintu. Aku nggak nyangka usaha promosi lewat semua medsos yang aku punya cukup berhasil menarik pelanggan.
Pintu ku buka untuk pertama kalinya. , dan jangan kaget kalau sudah ada pelayan di dalam café, karena mereka lewat pintu belakang. Untuk saat ini aku hanya mempunyai dua pekerja, satu orang dibagian dapur dan satunya sebagai penerima pesanan, dan untuk kasir dipegang oleh ibu. Aku belum bisa berurusan langsung dengan café ini soalnya aku masih punya tugas di kota sebelah –belajar-. Tapi untuk 1 minggu kedepan aku bisa mengurus café.

Hari pertama sampai ke lima semua berjalan lancar. Hingga pada hari ke enam ada seorang pemuda tanggung kira-kira usianya 18 tahun membuat masalah –menurutku-.

“ada apa ini?” tanyaku pada mita, pekerja yang bertanggung jawab menerima pesanan.

“ini mba, mas ini nggak terima karena pesanannya nggak sesuai dengan seleranya” jawab mita dengan nada yang sedikit sedih.

“kenapa mas? Apa ada yang salah?” tanyaku

“ini mbak, saya pesan pisang coklat bakar yang ditaburi keju, tapi yang datang malah pisang coklat panggang.” Jawab mas-mas pelanggan

“jadii begitu, mita bagaimana dengan pesanan yang tertulis.” Tanyaku pada mita.

“Cuma tertulis pisang coklat dengan keju, bu”

“jadii masnya pesan pisang coklat dengan keju tapi tidak menyebutkan antara bakar atau panggang. Benar begitu?” tanyaku lagi.

“sepertinya tidak begitu, saya jelas-jelas menyebutkan bakar mbak. Pokoknya saya minta yang bakar mbak” jawab masnya sedikit kesal.

“yaa sudah kalau mas tetep meminta pisang coklat bakar, sebentar lagi akan kami antarkan pesanannya. Mita tolong bawa masuk pesanan yang ini.” Terangku.

“tolong tunggu sebentar, maaf untuk kejadian hari ini.” Lanjutku
Beberapa jam kemudian…

Sebentar lagi mau tutup, kenapa mas yang tadi nggak pulang-pulang yah? Dia masih betah duduk disudut ruangan café, emang sih tempat itu yang paling nyaman karena bisa melihat langsung keluar café lewat jendela trus tempatnya yang dipojok tidak terlalu menarik perhatian ditambah dekat dengan lemari buku yang memang sengaja aku letakan di café biar pengunjung yang datang bisa membaca sambil menunggu pesanan datang. Tapi dari perilakunya yang bolak-balik melihat ke luar jendela sepertinya dia lagi menunggu seseorang. pikirku

“mita pengunjung yang tadi kog masih ditempat itu yah? Tolong kamu samperin yaa soalnya sebentar lagi kan café mau tutup. . .”

Mita langsung pergi menuju pengunjung tersebut, terlihat dia bercakap-cakap dengan pengunjung tadi. , tidak lama kemudian mita datang menemui aku. ,

“mba, katanya masnya lagi nunggu saudaranya. Dia baru dikota ini jadi belum tahu kendaraan yang harus dipakai. Trus dia mau nunggu disini sebentar lagi.” Lapor mita

“ya sudah kalau setengah jam lagi orang itu belum pulang kamu usir halus ajaa. , hahaa. .  trus nanti tolong kamu tutup yah. Kuncinya kamu yang bawa. Aku mau pulang dulu soalnya besok pagi aku sudah harus pergi.” Perintahku.

Sesampainya dirumah. . .

“assalamu’allaikum. . .” salamku

“wa’allaikumusalam., ayo sini. , sudah makan ndo?”

“belum bu.” Jawabku

Ibu langsung mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan semua jenis lauk yang ada di meja makan. , lalu menyerahkannya padaku. Disusul dengan segelas air putih dingin. ,

“ada cerita apa dicafe?” Tanya ibu

“yaa begitulah bu., tadi ada sedikit masalah dengan pelanggan yang complain. Tapi sudah beres kog. Bukan masalah yang besar.” Terangku singkat

“untuk usaha seperti ini harus selalu ingat, bahwa pelanggan itu raja.” Saran ibu

“nggih bu.,” jawabku datar. Dalam hati ‘kalau pengunjungnya tidak tau diri yaa bukan raja X’D’

“terus kapan kamu berangkat ke asrama?” lanjutnya

“insya Allah besok bu”

“secepat itu?, sudah siap-siap?”

“Alhamdulillah sudah.”

“ya sudah, habis makan langsung istirahat biar besok bisa fress” perintah ibu “ibu tinggal yah. Ibu mau kerumah nenek sebentar.”lanjutnya lagi
Hemm . ,
Rumah sepi lagi, ibu kerumah nenek. Bapak belum pulang, andai adik ada dirumah. Aku tiga bersaudara, kakakku, fatih sudah menikah dan sudah mempunyai rumah sendiri dan adikku Zahra sekarang lagi dipesantren. Libur semester ini dia nggak pulang katanya sih biar bisa khatam semester ini. Kalau kayak gini berasa jadi anak tunggal deh hahaa. . .

Skip bagian yang membosankan. . . :-D

“udah nggak ada yang ketinggalan?” Tanya ibu

“insya Allah nggak ada bu,”jawabku
Pagi ini aku berangkat ke kota seberang untuk kuliah, ibu dan bapak mengantarku sampai ke stasiun.

“hati-hati dijalan ndo” pesan bapak

“nggih pak.” Jawabku. , “aku pamit dulu, minta do’anya biar skripsi atha lancar pak bu. , 
assalamu’allaikum” lanjutku

Pagi itu stasiun penuh sesak, mungkin karena hari minggu banyak yang pulang ke kampung halaman. Ada juga yang mau pergi ke kota besar untuk kuliah, bekerja atau jalan-jalan. Peraturan sekarang melarang pengantar untuk masuk kedalam stasiun jadi aku membawa semua barang bawaanku sendiri, ‘huft. , aku menarik nafas panjang dan melihat ke sekeliling stasiun nggak ada kuli panggul, dan nggak ada orang yang berbaik hati untuk menolong. Boro-boro bantu aku yang masih muda dan sehat lhaa wong membantu orang tua yang sepuh atau ibu hamil aja banyak yang enggan! Simpati orang-orang sekarang dimana sih? Apa Cuma status FB? Batinku. Emang sih barang bawaanku nggak banyak Cuma dua kardus dan satu tas ransel yang cukup besar. Masih bisa aku bawa sendiri pikirku. . .

Ternyata. . . masya Allah. . , didalam gerbong lebih sesak dari yang aku bayangin. Buat jalan aja susah. Harusnya aku masuk gerbong nanti saja sepuluh menit sebelum berangkat mungkin sudah banyak yang duduk di tempatnya masing-masing jadi bisa jalan dengan aman, tapi yaa sudahlah. , batinku.

“Duuhhh. , kenapa nggak jalan-jalan sih, udah berat nih. . .” gerutuku. Semua orang saling berdesakan untuk sampai di tempat duduk masing-masing
Karena saking sibuknya mencari tempat dudukku, sampai aku nggak menyadari ada barang bawaan penumpang. Dan jadilah aku jatuh dengan tidak cantiknya.
Aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan entah untuk keberapa kalinya, nanti nggak usah bawa banyak barang lagi lah, jadi repot sendirikan. Akhirnya aku menemukan kursiku juga setelah perjuangan yang cukup menguras tenaga. #lebay.. . -_-

Hal yang paling menyenangkan dari naik kereta adalah., pemandangan yang disuguhkan oleh alam yang cukup untuk menghibur mata. Apalagi saat matahari tenggelam atau terbit. Disalah satu sisi laut dan sisi yang lain hamparan bukit hijau, dipadukan dengan warna lembayung yang seolah menghipnotis setiap orang yang memperhatikannya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan.

Perjalanan tidak memakan banyak waktu hanya butuh 2 jam. Dan dari stasiun ke asrama Cuma butuh waktu 15 menit. Karena memang letak kampus dan asrama cukup strategis, 15 menit dari stasiun, 25 menit dari terminal.

Selamat datang di asrama tercintah, bersahabatlah untuk satu semester ini. Jadwal kuliah belum aktif tapi jadwal sekolah udah mulai aktif jadi aku harus berangkat lebih awal dari teman-temanku yang lain. Asrama masih sepi hanya ada beberapa orang yang masih tetap tinggal, alasannya macam macam ada yang sibuk dengan kegiatan UKM, penelitian dan lain sebagainya. Yaa paling nggak untuk satu bulan ke depan ada temen lah yaa. , karena teman satu kamarku juga belum kembali.
Setelah saling bertegur sapa dengan yang lain aku mulai membereskan barang bawaanku. Dan mempersiapkan materi untuk besok. Sebagai catatan aja yaa. , sekolah tempat aku kerja itu nggak ada hari atau jam yang senggang. Baru berangkat dari libur semester aja udah harus ada materi yang masuk. Makanya kalau ada jam kosong itu anak-anak mulai berulah. Ada yang nari-nari gaje, teriak 
“bebas woy” “horee pulang cepet”, bahkan mungkin salto atau suffle juga ada kali yaa. , hahaa nggak ding.

Skip. . skip. . skip. ,

Semangat pagi dunia yang makin kacau, apa kabar hutan? Apakah masih gundul (?) dan hai. , kucing, apa bu kantin masih mengusirmu dari dapurnya? ? ? dan. , oh tidak sudah jam 6 lewat 45 menit aku harus bergegas, Jam pertama ada praktek kimia analis kelas 3. , aku mempercepat langkahku dengan tidak anggunnya dan tanpa kusadari ada seseorang yang ternyata sedang memperhatikanku sejak aku keluar dari asrama. Siapakah dia? Kita lanjut di chapter selanjutnya. . .


Nggak ding. . . hahahaa

Seperti biasa sebelum mulai pelajaran kita harus mendengarkan ‘ceramah’ kepala sekolah dulu yang menurutku sangat membosankan.
“. . . . . . dan selamat datang disemester baru ini, semoga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Wassalamu’allaikum”

“wa’allaikumusalam. . .” jawab seluruh guru diruangan. Akhirnya selesai juga. , hari ini jadwalku dikelas C, baru masuk sudah harus mulai praktek. Emang sih materi praktikum sudah aku bagi sebelum libur semester biar anak-anak belajar dirumah tapi kan masa iya sih hari pertama berangkat sudah harus praktek. Dan karena hari ini praktikum jadi aku langsung menunggu dilab. Kimia, tidak perlu menunggu lama, karena anak-anak disini memang disiplin jadi cukup menunggu 5 menit mereka sudah sampai di lab.

“assalamu’allaikum. , selamat datang disemester baru ini, tetap semangat ya walopun hari pertama langsung mulai praktek.. , sebelum mulai praktikum akan saya absen dulu. . .”

“anand, angga, ana, bima, catur. . . . . . . zetti, ada yang belum dipanggil?” Tanya ku

“ada bu” jawab tiara ketua kelas

“siapa ra?”Tanya ku

“atan bu. .” jawab tiara sambil nunjuk anak yang duduk dibelakang

“atan? Murid baru? Nama lengkapnya siapa yah?” tanyaku padanya

“iya. , ilhan adinata. .” jawabnya singkat

‘ilhan adinata? Sepertinya aku pernah dengar nama itu, tapi kapan yah? Sudahlah.,’ pikirku

“oke berhubung semua sudah diabsen, kita langsung praktek. Untuk hari ini nggak ada pretes tapi adanya post tes dan jangan lupa gunakan APD (Alat Pelindung Diri) kalian. Karena hari ini ada asam pekat yang kita pakai. . . . “ terangku
Untuk beberapa menit semua berjalan aman hingga. . .

“aduh. .” teriak seseorang dari belakang

“ada apa dibelakang?” Tanya ku. ,

“ini bu atan ketumpahan asam sulfat. ,”terang andre

“langsung siram air dari kran ndre, trus antar atan ke UKS.” Perintahku
Untuk semuanya lebih hati-hati yaa., dan jangan ribut. Saya mau ke UKS dulu.
Untung UKSnya dekat, jadi nggak butuh waktu lama buat pergi ke UKS. Sesampainya di UKS.

“andre, bu intannya ada? Atan sudah di obati?” tanyaku

“belum bu, bu intanya lagi pergi ke ruang kepsek.” Terangnya

“ya sudah, kamu kembali ke lab. Biar ibu yang urus ini.”

“baik bu. ,”

Tanpa Tanya-tanya lagi, aku langsung mengecek kondisi tangan atan. Menyiramnya dengan air mengalir dan mengobati lukanya.

“kamu benar-benar tidak ingat dengan aku?” Tanya atan tiba-tiba.

“maaf, kenapa ya?” Tanya ku sedikit ragu. “apa kita pernah bertemu sebelumnya?” lanjutku. Karena pertanyaanya aku sedikit memperhatikannya. “oh ya, kamu pengunjung dicafeku tempo hari kan ya?” tanyaku lagi

“Cuma itu?” suaranya sedikit kecewa.
Aku menggelengkan kepala.

“nah, sudah selesai. Kamu bisa kembali ke lab kalau kamu mau. Dan tolong panggil aku ibu saat di sekolah, bagaimanapun juga saya guru praktekmu. Meski mungkin usia kita sama.”
Sepanjang hari ini aku terus memikirkan atan? Lebih tepatnya ilhan adinata. Sepertinya aku pernah dengar nama itu, tapi dimana ya? Sepertinya nggak asing, apa dulu dia temen SD ku? Atau mungkin tetanggaku., atau jangan-jangan anaknya temen bapakku?
‘yesterday night turn the light, tomorrow night. . .’ tiba tiba terdengar suara suara abang taka, vokalis band rock jepang yang keliatan masih unyu-unyu tapi punya suara yang mantap banget. Menandakan ada telfon masuk. ‘tumben kakak telfon, ada apa ya?’ batinku

“assalamu’allaikum. , iya kak?”

“Alhamdulillah baik, kaka gimana? Apa mbak nisa sudah lahiran?”


“terus ada apa ya?”

“masya Allah, jadi ilan udah balik ke indo kak? Kapan? Terus sekarang dia dimana? Aku kangen ih udah lama banget nggak ketemu”

“APA?? Nama lengkapnya siapa kak?”

“ilhan adinata?” tanyaku sedikit ragu, “oh ya udah kak, insya Allah”

“wa’allaikumusalam”

Jadi, ilan itu ilhan adinata? Kok aku bodoh banget yaa sampe lupa nama panjang dia, duh besok harus minta maaf ini mah. Nggak enak sendiri.



Notes:
Kejadian distasiun jatuh, aku ngalamin sendiri. Bawa ransel dan banyak buku, ditambah seminar kit. Terus gerbong yang penuh sesak. Untung ada bapak” yang bantu berdiri. Dan karena hal ini sekarang aku lebih sering Cuma bawa ransel. hahahaa
Pemandangan dari kereta yang aku tulis ini beneran loh yaa. , dan ini yang paling aku suka dari naik kereta, selain itu pemandangan sawah yang nggak bikin bosen. Padahal rumah deket sawah.
Betewe, kejadian yang kena asam sulfat itu beneran terjadi sama temenku, tapi untungnya nggak terlalu parah Cuma melepuh dikit lah. , hilang 1 mingguan klo nggak salah.
Penasaran dengan yang dikatakan kakaknya atha? Tebak sendiri aja ya :’D kreatif dikit lah yaa. ,
Oya. , yang lain dari ini fiktif yaaa. ,

info aja nih yah. , cerita ini cuma ada 2 part hahahaa. . , 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar