Minggu, 31 Mei 2015

Lana (sebuah kenangan)

Pagi ini, semuanya berjalan normal. Matahari masih terbit dari timur. Air masih mengalir dan masih ada oksigen yang tersedia untuk kehidupan meskipun tangan-tangan jahil mulai merusak paru-paru dunia. Setidaknya belum semua mereka rusak. Semua ujian praktikum sudah dijalani mulai dari peraktikum kimia, biologi, fisika, seni, olahraga dan kawan-kawannya. Upacara kelulusan juga sudah diadakan kemarin. Dan hari ini hari pertama ujian kenaikan kelas untuk kelas 1 dan 2,untungnya jadwal kuliahku sudah nggak padat lagi jadi aku bisa lebih banyak bantu-bantu di sekolah toh diasrama juga nggak ada kegiatan emang sih kantin lagi sibuk nyiapin kegiatan bulan ramadhan tapi masih ada sisa waktu 3 minggu lagi hehee. Semuanya berjalan normal seperti biasa. Standar. Hingga kabar itu sampai ditelingaku dan dewan guru.
‘lana meninggal hari ini jam 7 pagi karena kecelakaan’. Ya! Lana. Salah satu alumni sekolah ini yang sehari sebelumnya baru diwisuda. Hari ini telah pergi. Dan disinilah aku sekarang didepan pusara seorang anak laki-laki yang membawa sejuta rasa sakit, bahagia, kecewa, mimpi dan harapannya pergi bersamanya. Hujan turun rintik-rintik menyisakan kesedihan yang beku.
Lana. Anak laki-laki yang tidak terlalu aku kenal. Aku menjadi pembimbing praktikumnya hanya selama satu semester di tingkat dua. Menurut pandangan para dewan guru, dia termasuk anak yang cukup bandel, sering bolos, jarang mengerjakan PR, malas, sering terlambat dan bermacam-macam pelanggaran yang lainnya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dia mulai berubah. Mungkin karena dia sudah sadar kalau sebentar lagi dia akan berada di tingkat akhir yang akhirnya lulus. Tapi menurutku, dia anak yang baik. yaa meskipun aku sering mengomelinya saat praktikum tapi pada akhirnya dia mengerjakan semua tugas yang diberikan meskipun dengan berbagai cara yaa nyontek lah, telatlah dan kawan-kawannya. Menurutku dia anak yang supel dalam bergaul, dia bisa masuk keberbagai golongan. Dia tidak hanya akrab dengan teman satu tingkat. Tapi dia juga akrab/dikenal oleh kakak tingkat dan adik tingkat. Aku masih ingat saat kegiatan pensi dia menyanyikan lagu regee. Dia terdengar sangat menikmati lagu itu. Seolah-olah dia bisa melupakan sedikit beban yang dialaminya. Aku tidak tau bagaimana pendapat teman-temannya tentang dia. Karena aku mengenalnya hanya sebatas hubungan siswa dengan guru pembimbing. Tapi yang aku rasakan, semua kenakalan yang dilakukannya karena dia merasa kesepian, haus akan perhatian. Dia merindukan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Ibunya yang sibuk bekerja di luar negri dan ayahnya yang seolah mengabaikannya nyaris tidak bisa memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup untuknya membuat dia mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya. Dia salah satu korban dari ke-egoisan orang tua dan kejamnya dunia.
Terlambat! Saat dia telah pergi kau sebagai ayahnya terlambat menyadari bagaimana berharganya dia. Kau yang selama ini mengabaikannya. Tangismu tidak akan pernah membuat dia hidup kembali. Kau sebagai ibunya tidak akan pernah bisa memeluknya lagi? Kemana dirimu saat dia membutuhkanmu? Kalian telah menyia-nyiakannya. Bisakah kalian mempertanggung-jawabkan hal ini pada sang pemilik hidup? Sedih. Kecewa. Ternyata masih ada orang tua seperti ini. Tangis mereka semakin menyayat hati. Satu persatu orang-orang pergi meninggalkan tempat peristirahatan terakhir lana. Membawa pulang sebuah cerita tentang anak manusia yang malang. Meninggalkan dua orang manusia yang menangis dalam penyesalan…,


Cerita ini didedikasikan untuk Alm. Fairuz Dailami angkt. Ke 6 yang meninggal pada hari jum’at jam 7 pagi (29 mei 2015) karena kecelakaan. Semua cerita hanya fiktif belaka kecuali pendapatku tentang lana(Alm). Semoga Amal ibadah Alm. Fairuz diterima Allah SWT dan dia di kembalikan ke tempat yang terbaik. Aamiin…..,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar