Pagi
ini, semuanya berjalan normal. Matahari masih terbit dari timur. Air masih
mengalir dan masih ada oksigen yang tersedia untuk kehidupan meskipun
tangan-tangan jahil mulai merusak paru-paru dunia. Setidaknya belum semua
mereka rusak. Semua ujian praktikum sudah dijalani mulai dari peraktikum kimia,
biologi, fisika, seni, olahraga dan kawan-kawannya. Upacara kelulusan juga
sudah diadakan kemarin. Dan hari ini hari pertama ujian kenaikan kelas untuk
kelas 1 dan 2,untungnya jadwal kuliahku sudah nggak padat lagi jadi aku bisa
lebih banyak bantu-bantu di sekolah toh diasrama juga nggak ada kegiatan emang
sih kantin lagi sibuk nyiapin kegiatan bulan ramadhan tapi masih ada sisa waktu
3 minggu lagi hehee. Semuanya berjalan normal seperti biasa. Standar. Hingga
kabar itu sampai ditelingaku dan dewan guru.
‘lana meninggal hari ini jam 7
pagi karena kecelakaan’. Ya! Lana. Salah satu alumni sekolah ini yang sehari
sebelumnya baru diwisuda. Hari ini telah pergi. Dan disinilah aku sekarang didepan
pusara seorang anak laki-laki yang membawa sejuta rasa sakit, bahagia, kecewa,
mimpi dan harapannya pergi bersamanya. Hujan turun rintik-rintik menyisakan
kesedihan yang beku.
Lana.
Anak laki-laki yang tidak terlalu aku kenal. Aku menjadi pembimbing
praktikumnya hanya selama satu semester di tingkat dua. Menurut pandangan para
dewan guru, dia termasuk anak yang cukup bandel, sering bolos, jarang
mengerjakan PR, malas, sering terlambat dan bermacam-macam pelanggaran yang
lainnya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dia mulai berubah. Mungkin
karena dia sudah sadar kalau sebentar lagi dia akan berada di tingkat akhir
yang akhirnya lulus. Tapi menurutku, dia anak yang baik. yaa meskipun aku
sering mengomelinya saat praktikum tapi pada akhirnya dia mengerjakan semua
tugas yang diberikan meskipun dengan berbagai cara yaa nyontek lah, telatlah
dan kawan-kawannya. Menurutku dia anak yang supel dalam bergaul, dia bisa masuk
keberbagai golongan. Dia tidak hanya akrab dengan teman satu tingkat. Tapi dia
juga akrab/dikenal oleh kakak tingkat dan adik tingkat. Aku masih ingat saat
kegiatan pensi dia menyanyikan lagu regee. Dia terdengar sangat menikmati lagu
itu. Seolah-olah dia bisa melupakan sedikit beban yang dialaminya. Aku tidak
tau bagaimana pendapat teman-temannya tentang dia. Karena aku mengenalnya hanya
sebatas hubungan siswa dengan guru pembimbing. Tapi yang aku rasakan, semua
kenakalan yang dilakukannya karena dia merasa kesepian, haus akan perhatian.
Dia merindukan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Ibunya yang sibuk
bekerja di luar negri dan ayahnya yang seolah mengabaikannya nyaris tidak bisa
memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup untuknya membuat dia mencari
perhatian dari lingkungan sekitarnya. Dia salah satu korban dari ke-egoisan
orang tua dan kejamnya dunia.
Terlambat!
Saat dia telah pergi kau sebagai ayahnya terlambat menyadari bagaimana
berharganya dia. Kau yang selama ini mengabaikannya. Tangismu tidak akan pernah
membuat dia hidup kembali. Kau sebagai ibunya tidak akan pernah bisa memeluknya
lagi? Kemana dirimu saat dia membutuhkanmu? Kalian telah menyia-nyiakannya.
Bisakah kalian mempertanggung-jawabkan hal ini pada sang pemilik hidup? Sedih.
Kecewa. Ternyata masih ada orang tua seperti ini. Tangis mereka semakin
menyayat hati. Satu persatu orang-orang pergi meninggalkan tempat
peristirahatan terakhir lana. Membawa pulang sebuah cerita tentang anak manusia
yang malang. Meninggalkan dua orang manusia yang menangis dalam penyesalan…,
Cerita ini
didedikasikan untuk Alm. Fairuz Dailami angkt. Ke 6 yang meninggal pada hari
jum’at jam 7 pagi (29 mei 2015) karena kecelakaan. Semua cerita hanya fiktif
belaka kecuali pendapatku tentang lana(Alm). Semoga Amal ibadah Alm. Fairuz
diterima Allah SWT dan dia di kembalikan ke tempat yang terbaik. Aamiin…..,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar