Sabtu, 04 April 2015

kembali

Selamat pagi duniaaaaa. . , meskipun matahari hari ini enggan untuk bersinar dan rintik hujan membasahi bumi yang gersang karena ketamakan para penghuninya sehingga menyebabkan hujan tetap ada di musim yang seharusnya kemarau. Hahh. , ntah apa yang diinginkan oleh manusia padahal bumi sudah menyediakan segala kebutuhan manusia.

Ok., laptop, buku, kacamata, mukena, minuman, snack, ATK sudah masuk ke dalam tas. Aku siap berangkat kerja. Hemm. , bingung yah? Kenapa barang bawaanku banyak. , hahaa. , nggak usah bingung. Aku seorang mahasiswa sekaligus pekerja. Sebenarnya bukan pekerja juga sih. , aku kuliah di universitas swasta di negri antahbrantah dan aku juga asisten laboratorium disekolah.  kebetulan universitas aku kuliah dan sekolah tempat aku kerja berada dibawah satu yayasan. Jadi yaaa gitu deh hahahaa.. ,

Hari ini berjalan seperti biasa, normal. , ini hidup yang aku inginkan semua berjalan lancar dan damai. , jalanan masih basah karena hujan tadi, suasana terasa dingin bahkan dari mulutku sampai mengeluarkan uap air. Aku melihat arloji ditanganku, baru jam 07.00 masih ada waktu setengah jam sebelum praktikum pertama. Beruntung aku tinggal diasrama jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk pergi ke sekolah ataupun ke kampus. Selain sekolah dan universitas, yayasan ini juga menyediakan asrama untuk anak-anak dari luar kota. Asrama matahari – yah setidaknya ini nama yang ku berikan sendiri-  berada di antara gedung sekolah  dan universitas. sekolah tepat berada di sebelah kiri asrama yang dipisahkan dengan taman yang memanjang dari gerbang utama sampai lapangan olahraga dibelakang asrama dan universitas yang ada disebelah kanan asrama, yang dipisahkan dengan sungai buatan yang memanjang dari danau depan asrama dan berakhir dimana entahlah., selama aku disini belum pernah aku mengikuti aliran sungai ini. Sedangkan untuk asrama laki-laki berada di belakang universitas.

Sekolah ini salah satu sekolah bertaraf internasional, ada 2 jurusan kelas sains dan kelas social. Kelas sains berada di gedung A dan kelas social berada digedung B sedangkan untuk semua laboratorium berada di gedung C.  gedung sekolah ini berbentuk seperti huruf U. ada banyak laboratorium disekolah ini dan aku bertugas di laboratorium kimia. Saat diperjalanan ke sekolah aku melihat salah satu anak yang aku bimbing dipraktikum. Sebenarnya aku ragu untuk mendekatinya karena kalau dilihat-lihat sepertinya dia lagi menangis. Tanpa piker-pikir lagi aku berjalan mendekatinya. Setelah sampai disampingnya aku menepuk pundaknya., “Assalamu’allaikum, Rima…” sapaku. Rima tersentak kaget kemudian memutar tubuhnnya untuk menghadapku. “wa. , wa’allaikumusalam, mba. ,” jawab rima dengan terbata. Oy disekolah banyak anak yang memanggilku ‘mba’ mgkin karena aku belum lulus kuliah dan aku masih muda kali yaaa. , hahahaa –abaikan- “lagi ngapain?”tanyaku. “kekelas yuk., sebentar lagi bel masuk” aku langsung mengajak rima masuk ke laboratorium, karena kebetulan jam ini adalah jadwal kelas rima untuk praktek. Selama perjalanan tidak ada percakapan diantara kami. Hanya ada sunyi yang menemani.

Bel pun berbunyi menandakan dimulainya praktikum. Hari ini materi praktikum cukup mudah, hanya sebatas analisa kualitantif dan kuantitatif dengan metode acidi-alkali metri. nggak terlalu repot juga aku menyiapkan alat dan bahan praktikum hari ini. karena ada anak-anak piket yang membantu. Semuanya berjalan normal –lagi- hingga aku melihat rima di bagian belakang yang terlihat murung.’ada apa dengan anak itu?’ batinku. Praktikum pun berakhir semua anak sudah mengerjakan tugasnya masing-masing. Tinggal aku sendiri yang sibuk dengan berbagai macam barang-barang bawaanku dan tugas-tugas kuliahku. Saat ku lihat jam diarlojiku ternyata sudah menunjukan jam setengah 11. , ‘oh, shit. Jam 11 aku ada presentasi kimia farmasi dengan pak kato.’ Batinku sebal. Aku langsung meluncur ke kampus melewati jalan tadi pagi dan ku temukan –lagi- rima duduk di bangku taman sekolah sedang –melamun- seperti frustasi. Ingin aku mendekatinya tapi bayang-bayang wajah pak kato dengan kumis tebalnya yang seperti pak raden. Dan sikap kejamnya yang seperti hitler –lebay- datang. ‘sudahlah nanti diasrama gampang aku tanya’ pikirku. 

“huft. , untunglah. , pak kato belum sampai” ucapku sambil ngos-ngosan karena naik tangga ke lantai tiga karena liftnya sedang masa perbaikan. Aku langsung meyiapkan segala sesuatu yang aku butuhkan untuk presentasiku. Pak kato tiba tepat saat aku selsai menyiapkan semuanya. aku mendapat giliran pertama untuk presentasi jadi stelah pak kato sampai aku langsung presentasi. Semuanya berjalan lancer dan normal –lagi- bukan bermaksud sombong yah. Tapi hampir semua yang aku kerjakan itu berjalan lancer, normal dan damai :D setelah presentasi aku langsung duduk di kursi paling belakang. Tau alasanya apa kan?? Yap karena aku pengen tidur. Ngatuk banget sungguh. Presentasi pun selesai tepat –lagi- jam 1 siang. Aku langsung terbangun dari alam mimpiku dan segera membereskan buku-buku ku. Setelah keluar dari kelas aku langsung menuju ke mesjid kampus yang berada di tengah-tengah danau buatan.

Sesampainya dimesjid kampus. Ternyata kantin a.k.a kajian rutin udah mulai. Hari ini di isi oleh ust. Hamzah. Beliau salah satu dosen falsafah di universitas ini. Aku langsung ke tempat wudhu. Rasanya menyegarkan seperti hujan ditengah gurun. Selsai wudhu aku langsung sholat ditempat yang sudah disediakan. Selesai sholat aku langsung mengikuti kantin dan duduk dishof perempuan. Semua orang terlihat khusu’ mendengarkan materi yang disampaikan oleh ust. Hamzah. Hingga acara selesai tidak ada yang menggangu. Kantin selsai jam 3 sore. Para peserta bengangsur-angsur meninggalkan mesjid. Mungkin hanya aku dan pengurus mesjid yang masih setia di mesjid. ‘Sebelum kembali ke asrama aku pengen buka facebook dulu lah’niatku. Setelah login, kulihat ada 1 pesan masuk. Tertera nama ‘sony’. Sony? Aku mengucapkan nama itu. ‘sony siapa? Sepertinya aku ngak punya teman yang bernama sony’ batinku. Karena penasaran yang cukup mengusik akhirnya aku buka pesan itu. Dan betapa terkejutnya aku saat membaca pesan itu. Aku belum bisa percaya kalau belum mendengar pertanyaan langsung dari rima. Setelah aku membaca pesan itu kemudian melog-out akun facebook ku. Aku bergegas kembali ke asrama.

Sesampainya di asrama aku langsung mencari rima dikamarnya dan ku temukan rima sedang meringkuk di pojok ranjangnya. Pelan-pelan aku dekati dia. Aku duduk didekatnya dan ku sentuh pundaknya. Mengelus kepalanya. “kalau mau nangis, nangis ajaa” bisikku.

Rima terisak. “ada apa?” tanyaku. Rima menggeleng, sepertinya dia masih enggan untuk bercerita.

“ apa kamu kenal sony?” Tanyaku lagi.
rima mengangguk. “iya, dia mantanku. Di musuhku. Dia mau menghancurkan aku” jawab rima.

“aku dapat pesan di facebook dari sony, apa yang dikatakan sony itu benar?” lanjutku.

Rima masih diam, dia tidak memberikan respon. “rima?” aku memanggilnya lembut. “tolong jawab rim, barangkali aku bisa bantu kamu”lanjutku. Setelah beberapa waktu membujuk rima, akhirnya dia mau mengaku. “kenapa kamu melakukan itu rim?” tanyaku lemas mendengar pengakuan rima.

Diam, dia diam lagi. “kenapa rim?” aku terus membujuknya, aku hampir menyerah untuk membujuknya. , hingga dia berkata

“aku takut mbak, ntahlah., aku butuh uang mbak. Mbak tau kan keadaan keluargaku. Sebelum aku masuk sekolah ini kondisi keluargaku masih baik-baik saja. Tapi setelah musibah itu. Usaha keluargaku gulung tikar mbak, ditambah kedua orang tuaku yang pisah.hiks. .hiks. .” rima sesenggukkan

Aku memeluknya, “terus apa yang kamu inginkan sekarang?”

“aku pengin tobat mbak, sungguh. Aku nggak mau kayak gini lagi. Bantu aku mbak.” Pinta rima

Aku tersenyum, aku melihat ada kesungguhan dibola matanya. ‘aku akan membantumu sebisaku rim’ tekadku “aku akan mendampingimu menuju jalanNYA” batinku.

“tapi mbak, apa Allah akan memaafkan aku? Dosaku terlalu besar mbak.” Tanya rima

“percaya lah rim, rahmat Allah itu amat sangat luas.” Jawabku menyakinkan.

“mbak, aku boleh ikut  kajian yang mbak bina?”

“Alhamdulillah. , boleh sekali rim. “ jawabku sumringah. Aku langsung memeluk rima erat dan tanpa kusadari bulir air mata keluar membasahi jilbab biruku. ‘ya Allah, terima kasih karena Engkau elah member hidayah pada rima, terima kasih karena telah membawanya kembali kejalanmu. Tolong istiqomahkanlah rima. Aamiin’ do’aku


Dikajian pertama aku melihat rima datang, dikajian kedua, ketiga, ke empat dan seterusnya dia selalu hadir. Banyak perubahan pada dirinya. Sekarang dia bahkan sudah menggunakan jilbab syar’i. melihatnya aku teringat dengan pesan ayah angkatku. “kalau menolong orang itu jangan setengah-setengah” dan juga pesan syaikh Prof.DR. Abdurrazaq AlBadr “diantara manusia ada yang menjadi penunjuk pada jalan hidayah dan ada yang menjadi pemandu jalan hidayah. Orang pertama adalah mereka yang hanya mengajarkan manusia tentang jalan hidayah, adapun orang kedua adalah mereka yang merangkul manusia bersama menapaki jalan hidayah.” Dan aku ingin menjadi orang yang merangkul rima meniti jalan hidayah ini hingga akhir perjalanan ini. 

-sekian-

silahkan kripiknya minnaa. . , 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar