Minggu, 14 Desember 2014

Terus berlari

TERUS BERLARI...

     Hari yang cerah, langit biru yang menenangkan dihiasi awan dengan berbagai macam bentuk. Rasanya begitu tenang. Di tengah hamparan rumput yang hijau dan balaian angin yang lembut. Sekelompok anak remaja mulai merangkai mimpi.


“nggak nyangka yah kita udah mau jadi anak SMA” suara yani membuyarkan suasana. Namanya adalah widi afiyani, dia bermimpi untuk menjadi seorang apoteker. Karena dia ingin menyediakan obat dengan harga murah dan kualitas terbaik untuk orang-orang yang kurang mampu sekaligus dengan efek samping yang ringan.

“iya.,” imbuh dina. Namanya adalah dina mariana. Dia bermimpi untuk menjadi guru. Karena dina ingin indonesia lebih maju. Dia selalu ingat kenapa jepang bisa langsung bangkit setelah peristiwa hirosima-nagasaki, itu karena perjuangan para guru yang selamat. Yang terus mengajarkan ilmu dan memotivasi agar bangkit.

“mau lanjut kemana?” tanya nisa. Namanya adalah nisa ikrimah. Dia bermimpi untuk menjadi seorang egineering. Meskipun dia adalah seorang perempuan tapi tekadnya sudah bulat untuk menjadi seorang egineering. Untuk alasanya, dia tidak pernah menyebutkanya.

“aku mau ke SMK Farmasi, soalnya kalian tahu sendiri keadaan keluargaku seperti apa kan? Jadi kalau aku nggak bisa lanjut kuliah, aku sudah punya dasar ilmu farmasi” sambil tersenyum yani menjawab mantap.

“kalau aku mau lanjut di SMA 1, kalau kamu di mana sa?” tanya dina pada nisa.

“aku mau lanjut di SMKN 1, mau ambil teknik mesin.” Jawab nisa santai

“okeh mulai sekarang kita akan berjuang meraih mimpi kita, kita akan terus berlari mengejarnya hingga Allah mendekap erat mimpi kita!” seru dina bersemangat. Yang langsung disepakati oleh yani dan nisa.

“meski kita tidak satu sekolah dan jalan kita berbeda, kita akan terus berjalan bersama...” yani menambahi.

“ya. Kita akan terus bersama, selamanya” nisa meyakinkan.

--- tiga tahun kemudian ---

“aku lulus” seru nisa

“aku lulus” seru yani

“aku juga lulus” dina menambahi.

“gimana mau lanjut kuliah dimana?” tanya nisa disela-sela kegembiraan ini

“insya Allah aku mau lanjut di UNNES yang deket, kamu dimana sa?” tanya dina

“insya Allah aku mau lanjut di ITB do’ain aku yaa teman-teman...” jawab nisa semangat

“iya., kami akan selalu mendo’akan mu” jawab yani sambil tersenyum

“kamu sih mau lanjut dimana yan?” tanya nisa penasaran

Dengan tampang lemas yani menjawab, “nggak tau, bingung. Dari sekolah swasta bisa lanjut kuliah dimana? Paling juga universitas swasta. Itu juga nggak mesti diterima. Tahun kemaren aja ada kakak kelasku yang coba daftar di univ. Swasta tapi nggak di terima, padahal dia juara paralel. Anehnya yang lulusan SMA dengan rata-rata nilai standar bisa diterima di univ. Tersebut. Aneh nggak tuh??”

“wah itu sih namanya diskriminasi di bidang pendidikan!!!” nisa sedikit emosi

“kenapa kamu nggak masuk SMK Farmasi yang negri aja?” celetuk dina.

“dari zaman belanda menjajah indonesia sekolah farmasi itu nggak ada yang negri tau.” Jawab yani enteng. “tapi wajar sih. Kata guru aku, sebagian besar universitas negri dan univ swasta yang bonafit itu nggak mau menerima bahan setengah jadi dalam artian anak-anak yang sudah memiliki keahlian.” Yani menambahi

“berarti aku juga dong. udah lah yan, nggak usah terlalu dipikirkan. Aku juga harus belajar dari awal” nisa dengan tampang yang selalu optimisnya sedikit memberi motivasi.

“loh, kog gitu???” tanya dina heran.

“kenapa kamu heran?? Wajar donk. Materi yang diujikan di SBMPTN itu kan materi SMA yang jelas-jelas nggak di ajarin di SMK lah kurikulumnya aja beda. Otomatis aku harus belajar lebih keras dibandingkan anak SMA yang lain.” Nisa semakin bersemangat.

“hemm. , aku harap suatu hari nanti aku bisa menjadi mentri pendidikan dan mampu membuat sistem pendidikan yang lebih baik dari ini. Dimana semua anak indonesia dapat menikmati pendidikan berkualitas, dan tidak ada lagi yang namanya diskriminasi di bidang pendidikan. Meskipun jalan yang dilalui akan sulit, tapi aku akan berusaha. Aku ingin indonesia maju, salah satunya dengan pendidikan yang bermutu dan merata. Mungkin langkah awal adalah mengirim pasukan khusus yang berisi guru dan tenaga medis ke pelosok negri untuk mengajari mereka ilmu dan cara hidup sehat. karena pendidikan dan kesehatan nggak bisa dipisahkan. Selanjutnya memberi kesempatan pada anak-anak nusantara yang memiliki keahlian diatas rata-rata untuk bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kalau perlu gratis. Tapi dengan syarat ilmu mereka, digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan indonesia.” Jawab dina panjang lebar dengan penuh harapan. Yang diaamiini oleh nisa dan yani.

“aamiin, din. Semoga para malaikat meng-aamiini do’amu, semoga Allah mengabulkannya.” Imbuh yani penuh harap.

“udah lah, jangan sedih terus. Perjuangan kita belum berakhir. Kita masih harus belajar lebih keras lagi. Insya Allah kita bisa. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika mereka tidak berusaha untuk merubahnya. Tugas kita sekarang adalah berusaha. Hasil akhirnya kita serahkan sama Allah.” Nisa optimis.

“oke semangat teman.! Din kamu kan SMA, ajarin kita materi SMA laahhh. . .” yani coba merayu dina

“siap bos. Mulai sekarang kita akan belajar kelompok. Dirumah aku yaaa. , hahahaa”

“iyaaa” jawab yani dan nisa kompak.

       Mereka pun kembali ceria, bersemangat menyambut hari esok yang entah akan seperti apa. Hari-hari mereka lalui bersama, suka duka mereka dengan soal-soal latihan yang cukup menguras banyak energi membuat rasa persaudaraan diantara mereka semakin kuat. Hingga tiba hari itu.

“gimana? Bisa ngerjain?” yani sms ke dina dan nisa. Komunikasi lewat HP karena mereka bertiga tidak ujian di tempat yang sama.

Dreetttt dreetttt. . , ada sms masuk dari nisa dan dina. Keduanya membalas “alhamdulillah” ‘syukurlah kalau begitu”dalam hati yani bergumam.

Tiba saat pengumuman, mereka membeli koran yang memuat daftar nama yang lolos SBMPTN. Mereka membuka dan terus mencari nama mereka. Mata mereka terus menyusuri deretan nama-nama yang tersusun rapi. Hingga mereka menemukan nama DINA MARIANA. Dina lolos !

Mereka mulai mencari lagi setelah masa pencarian yang melelahkan akhirnya mereka menemukan nama NISA IKRIMAH. Nisa juga lolos !

Berikutnya mereka mencari nama yani, terus mencarinya, dan terus mencarinya hingga mereka membolak-balikkan koran tersebut tetap saja tidak ditemukan nama tersebut. Ya, tidak ditemukan nama WIDI AFIYANI. Yani gagal !

Terlihat jelas raut kekecewaan diwajahnya. Mereka bertiga berpelukan, rasa haru muncul disana. Tidak bisa dipungkiri rasa sedih itu ada. Meski mereka tahu dengan bersedih tidak akan merubah apapun.

“sudahlah, jangan sedih. Aku nggak apa-apa kog, tenang ajaa” yani menenangkan teman-temannya.

“apa yang akan kamu lakukan?” tanya dina dengan suara parau dan sedikit lirih karena menangis.

“entahlah, mungkin untuk satu atau dua tahun ini aku mau kerja dulu ngumpulin uang buat masuk kuliah di univ. Swasta, keluargaku nggak mampu buat biaya kuliah di univ swasta. Biaya univ. Swasta kan mahal, apalagi untuk jurusan Farmasi. Hehehee... tapi tenang saja insya Allah tahun depan aku akan coba SBMPTN lagi, aku masih punya dua kesempatan lhoo” jawab yani tegar.

“tetap semangat yaa yan. ! kita bisa mewujudkan mimpi kita. Meski jalan yang dilalui terjal, jangan menyerah, jangan pernah menyerah.kebesaran dan kuasa Allah akan selalu bersama kita.” Nisa berusaha memberi motivasi.

 “iya yan, kadang Allah tidak memberikan jalan yang mulus, karena Allah ingin kita lebih banyak belajar. Yang akan membuat kita semakin hebat. Semangat !” dina mencoba menghibur.

“iyaa teman-teman. Aku akan semangat melalui hari esok yang entah akan seperti apa.” Senyum yani mulai mengembang penuh harapan. Tidak terlihat lagi perasaan sedih itu.

“SEMANGAT!!!!” seru mereka bersamaan.

Derai tawa pun mulai terdengar. Tak ada lagi suara tangis dan suasana sedih. Yang terlihat hanyalah tiga remaja yang siap menantang kerasnya dunia dengan penuh semangat dan harapan untuk mencapai sebuah mimpi.




catt: sebenernya, ni cerita mau aku ikutin lomba. tapiiiii berhubung akunya nggak PD jadiii ya udah aku posting di blog ajaaa hehehee. . , 
oy. , ini cuma cerita fiksi lhoo yaaa. , klo ada yang mengalami yaaa mungkin jodoh dengan blog ini wkwkwkwkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar