sebuang song fic dari lagunya SO7 . , yang ambigu, gaje, ancur dan lain sebagainya. .
don't like don't read X'D
don't like don't read X'D
Datanglah
sayang dan biarkanku berbaring
Dipelukanmu
walaupun tuk sejenak
Usaplah
dahiku dan kan kukatakan semua
Dibawah
pohon oak seorang pemuda berambut biru gelap sedang duduk di kursi taman kota
sambil sesekali melihat kearah jam tangannya. Sepertinya dia sedang menunggu
seseorang, mata emeraldnya kembali menatap lurus kedepan.
“dia
terlambat lagi, dasar!” gerutunya, tapi meskipun orang yang ditunggu tak
kunjung datang tak terlihat raut kemarahan diwajahnya justru sesekali dia
tersenyum.
Bilaku
lelah tetaplah disini
Jangan
tinggalkan aku sendiri
Bilaku
marah biarkanku bersandar
Jangan
kau pergi untuk menghindar
Rasakan
resahku dan buat aku tersenyum
Dengan
canda tawamu, walaupun tuk sekejap
Karna
hanya engkaulah yang sanggup redakan aku
“hap!
Ayoo tebak siapa aku?” tiba-tiba ada seorang gadis berambut blode langsung
menutup matanya dari belakang.
“aku
tak perlu menjawab pertanyaanmu karena sudah jelas kamu adalah orang yang
selalu membuatku menunggu!” jawabnya dengan pura-pura marah
“err.
, gomen gomen. .”gadis itu langsung duduk disamping pemuda dan langsung cerita
panjang lebar tentang alas an keterlambatannya. “jadi apa kamu masih marah
padaku?” lanjutnya
“maunya
gimana?”jawab si pemuda
“ath…?
Jangan marah donk” rengek si gadis yang sekarang sudah memasang puppy eyes
“jangan
tunjukan wajah itu cagalli.”
Mendengar
respon athrun, cagalli langsung menggembungkan pipinya, selang beberapa detik.
.
“ittai.
.ittai. . ittai . .!!! swakwiittt aattcchhrruuuaannnnn . . .”
“kamu
semakin menggemaskan dengan wajah seperti itu cagalli! Hahaha. . .”athrun
tertawa sambil terus mencubit pipi cagalli.
“suadaahh
hentiikaan , bodoh!” perintah cagalli
“iya
iyaa. ,”
Mereka
mulai bercerita yang sesekali diselingi dengan canda tawa ditengah-tengah
obrolan.
Karna
engkaulah satu-satunya untukku
Dan
pastikan kita selalu bersama
Karna
dirimulah yang sanggup mengerti aku dalam susah maupun senang
Hari
itu, hari dimana mendung menyelimuti keluarga zala, sang nyonya, Lenore zala pergi
untuk selamanya. Kecelakan yang telah menewaskan ibu tercinta dan membuat sang
ayah terbaring koma cukup membuat hidup seorang athrun zala menjadi terpuruk.
Dia yang sekarang menjadi workaholic hanya untuk melupakan sejenak
kesedihannya, senyumnya yang dulu hilang. Menyadari hal itu cagalli jadi lebih
sering menghabiskan waktunya untuk berkunjung ke rumah sakit meskipun hanya
sekedar untuk mengganti bunga di vas. Seringkali dia membawakan bekal makan
siang untuk athrun. Beruntung profesi cagalli yang sebagai dosen ilmu
pemerintahan disalah satu universitas terbaik di orb membuatnya bisa meluangkan
banyak waktu untuk athrun. Hingga pada suatu malam saat dia ke rumah athrun,
dia mendapati rumah yang gelap.
“ath.
, apa kau dirumah?” seru cagalli, dia terus masuk. Meraba-raba dinding untuk
mencari saklar lampu.
“astaga!!!”
pekik cagalli. Betapa terkejutnya cagalli saat mendapati athrun sedang duduk
mematung memluk lututnya dengan tatapan kosong disalah satu sofa diruang
keluarga, kondisinya sungguh kacau. Cagalli langsung mendekat dan memeluknya.
Atrun langsung menangis sejadi-jadinya.
“kondisinya
kritis, apa yang harus aku lakukan?” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut
athrun ditengah-tengah tangisnya
“tenanglah ath, tenang. Semua akan baik-baik
saja, aku selalu bersamamu” ucap cagalli untuk menenangkan.
Dapatkah
engkau slalu menjagaku
Dan
mampukah engkau mempertahankanku
Selang
beberapa bulan, kondisi ayahnya, Patrick zala sudah lebih baik, meskipun masih
menggunakan kursi roda karena cedera kakinya. Dan sekarang di kusanagi garden
resto n café. Athrun sedang menyanyikan sebuah lagu untuk cagalli dengan gitar
akustik yang dipinjam dari pemain musik ditempat itu. . , hingga pada lirik
“dapatkah engkau slalu menjagaku? Dan mampukah engkau mempertahankanku?”
berhenti. . .” cagalli bagaimana?” tanyanya.
Cagalli
yang seolah tau maksud dari kata-kata itu hanya bisa diam seribu bahasa.athrun
yang menyadari tidak ada respon dari cagalli langsung turun dari panggung dan
berjalan menuju cagalli.
“jadi,
bagaimana? “ tanyanya lagi. “setidaknya ucapkan beberapa kata, aku sudah
mati-matian belajar gitar sampai jari-jariku lecet tapi. . .”
“ya”
jawab cagalli, langsung memotong ucapan athrun.
Sekarang
giliran athrun yang terdiam, seolah tidak percaya dengan yang diucapkan
cagalli. .”bisa tolong diulangi?” pintanya
Saat
hendak mengucapkan beberapa kata, cagalli langsung berhenti.
“terima
kasih” ucap athrun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar