Senin, 18 Agustus 2014

Diary akhwat (sebuah permulaan)

Cerita ini berawal di tahun 2011 dan terus berlanjut hingga sekarang.
Pertemuan itu, adalah awal dari kisah ini. Mungkin ini adalah skenario Allah yang mempertemukan aku dengan dia (ukhti). Seorang akhwat yang tangguh, lembut, santun dan ramah. Sebelum bertemu dengan ukhti, aku adalah seorang remaja yang mungkin bisa disebut bandel, hampir semua kenakalan aku lakukan. Huft. , kalo mengingat masa lalu rasanya nyesek banget. Aku dengan semua kejahiliyahanku.
Saat aku bertemu dengan ukhti. Aku masih berstatus pacaran. Dan sejak pertemuan itu aku kenal dengan dunia yang kujalani sekarang. Dunia yang merubahku. aku mulai diajak ikut kajian keislaman. Setelah beberapa kali aku mengikuti kajian itu, aq menyadari satu hal. Aku telah salah jalan, aku tersesat jauh kedalam lembah yang gelap. Semua yang aku rasakan aku ceritakan padanya. Saat itu ukhti menyarankan jika aku menginginkan sebuah perubahan aku harus rela melepaskan apa yang aku jalani sekarang. Untuk tahap pertama ukhti menyarankan agar aku mengakhiri hubunganku dengan pacarku. Berhari-hari aku memikirkan saran ini, rasanya begitu berat. Aku sangat menyayanginya. Aku sudah mengenalnya sangat lama, keluarga kami juga sudah merestui hubungan ini. Tapi pada akhirnya hubungan ini memang harus berakhir.
Jujur untuk beberapa waktu aku sempat menyesal dengan keputusan ini, tapi disisi lain aku merasakan sebuah ketenangan, sebuah kebebasan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya rasanya seperti terlepas dari lingkaran setan. Untuk beberapa saat mungkin aku menangis. Tapi ukhti selalu menguatkan aku,” lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. Jika memang dia jodohmu dia tidak akan pergi jauh J . yang penting sekarang adalah bagaimana caranya agar tetap istiqomah dijalan ini.” aku Sempat berpikir. “perempuan itu dilihat dari masa lalunya.” Apa aku pantas mendapatkan lelaki yang baik??? Dengan optimis ukhti menjawab. “BISA! Hidup itu proses pembelajaran, kita tidak akan belajar jika kita tidak pernah berbuat salah. Dan orang yang bertaubat itu seperti bayi yang baru lahir. Kembali fitrah. Tetap istiqomah dijalanNYA.”
Karena keputusan ini aku melihat ada rasa kecewa dimata keluargaku, aku bisa maklumi itu. Tapi ini lah jalan yang aku pilih. Aku siap untuk semua konsekuensi yang mungkin terjadi.
Setelah mengakhiri hubungan ini, ukhti menyarankan agar aku selalu mengenakan jilbab. Awalnya terasa gerah. Aku nggak suka. Selanjutnya ukhti menyarankan agar aku mulai memakai kaos kaki. Hufff. , rempong juga harus selalu pake kaos kaki, apalagi klo lagi ujan harus repot repot bawa kaos kaki cadangan, awalnya terasa begitu menyebalkan. Belum lagi dengan komentar tetangga, keluarga yang merasakan perubahan dalam diriku.
Mereka sempat mengintrogasiku, emang aku penjahat apa yah? Yang harus di introgasi? -_-‘ tapi wajar juga sih. , karena perubahanku cukup drastis. Aku yang dulu suka pakai pakean pendek mendadak pakai pakean panjang udah gitu tertutup pula, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yang terlihat Cuma wajah dan telapak tangan. Ku ceritakan semua keluhanku pada ukhti. Aku dikasih saran agar aku tetap sabar karena jalan kebenaran itu sangat terjal, banyak kerikil tajam yang siap melukai kaki. Banyak setan yang semakin giat menggoda. Serahkan semuanya sama Allah, karean DIA sebaik-baiknya penolong.
Aku harap, keluargaku mendukung  kegiatanku. dan  mereka juga berjalan bersamaku dijalan ini. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar